Translate

Rabu, 26 Desember 2012

Sejarah Internet Di Indonesia Dan Para Tokoh Penggagasnya

Dalam materi kali ini merupakan pelajaran kelas IX SMP yang menjelaskan tentang sejarah internet di indonesia dan para tokoh penggagasnya. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam proses belajar, selamat membaca :)



A.       SEJARAH INTERNET
Internet pada awal penemuannya digunakan bagi kepentingan militer saat itu di Amerika serikat.
Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969 membuat suatu sistem yang menghindarkan terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Jadi bila satu bagian dari sambungan network terganggu dari serangan musuh, jalur yang melalui sambungan itu secara otomatis dipindahkan ke sambungan lainnya.(www.yahoo.com , 13 April 2005 , sejarah internet dunia)
Setelah dihunakan bagi kepentingan Militer,kemudian para ilmuwan di Amerika mulai menggunakan Internet bagi kepentingan pendidikan untuk keperluan penelitian dan pengembangan teknologi.
Dan baru setelah itu Pemerintah Amerika Serikat memberikan ijin ke arah komersial pada awal tahun 1990.
Kemudian setelah tahun 1990 perkembangan teknologi internet pun mulai pesat dan menyebar ke negara-negara di kawasan Asia ,Eropa dan Australia.

A.           Perkembangan Internet di Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994.
Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986.
Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.
Di tahun 1986-1987 yang merupakan awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto merupakan pionir di kalangan pelaku radio amatir Indonesia yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and forward.
Media massa di Indonesia memang sangat banyak sekali usernya/pengguna jjasa layanannya belakangan ini.
Mulai dari radio yang hanya menampilkan audio saja ,Televisi yang menyampaikan isi pesan kepada massa melalui fasilitas audio visual,atau Surat kabar yang merupakan media secara tulis yang banyak sekali dikonsumsi oleh pelanggannya.Namun dari semuanya itu saya akan membahas tentang sebuah media yang tidak hanya menampilkan audio saja,tidak hanya menampilkan video saja ,namun menampilkan semua fasilitas yang telah dimiliki dalam Media massa pada generasi-generasi sebelumnya.
Dan publik dapat mengetahui berita-berita terbaru pada detik itu juga dengan melalui layar monitor saat itu juga.
Nama Media generasi ketiga setelah Surat kabar dan Media Penyiaran (radio,televisi) ini adalah media Internet.
Melaui media Internet ini pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang cukp lama menjadi sangat singkat waktu pengerjaannya karena kecanggihan dari teknologi informasi ini.
Melalui internet juga sekarang masyarakat bisa mendapatkan informasi yang mereka inginkan tanpa harus membeli surat kabar.

Kini internet telah berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru dunia layaknya sebuah virus mematikan yang siap menginfeksi siapapun.Ya, kini internet telah menginfeksi banyak manusia baik tua, muda, hingga anak-anak sekolah dasarpun telah mengenal internet.
Di Indonesia sendiri pengguna intenet telah mencapai jutaan pengguna.Data statistik sebuah organisasi survey di New York, AS menyebutkan bahwa pengguna Internet di Indonessia mencapai 15 persen dari seluruh pengguna Internet di dunia.Cukup mengejutkan memang, mengingat masuknya Internet di Indonesia baru pada awal tahun 90-an dan hanya dalam kurun waktu 20 tahun pertumbuhan internet di Indonesia sudah sedemikian pesat.
Perkembangan teknologi informasi yang berbasis internet dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
Perkembangan teknologi informasi ini memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika”

Internet Service Provider Indonesia
Tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI, kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx dan email client pine serta chatting dengan conference pada server AIX. Tahun 1995, pemerintah Indonesia melalui Departemen Pos Telekomunikasi menerbitkan ijin untuk ISP yang diberikan kepada IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya dan Radnet pimpinan BRM. Roy Rahajasa Yamin.

Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di Indonesia bisa akses Internet (HTTP).
Perkembangan sejarah internet yang perlu diperhitungkan adalah trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu & lainnya saling menunjang membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih solid di dunia informasi. Rekan-rekan e-commerce membangun komunitasnya di beberapa mailing list utama seperti warta-e-commerce@egroups.com, mastel-e-commerce@egroups.com, e-commerce@itb.ac.id & i2bc@egroups.com.

7 Juni 1994 Adalah Ping Pertama ke Indonesia
7 Juni 1994, Randy Bush dari Portland, Oregon, Amerika Serikat melakukan ping ke IPTEKNET yang kemudian di laporkan ke rekan-rekan di Natonal Science Foundation (NSF) Amerika Serikat. Proses ini di dokumentasikan di http://nsrc.org/db/lookup/report.php?id=890202377347:497424883&fromISO=ID.

Sejarah Internet Indonesia : Internet Pendidikan
Internet Pendidikan sejak awal merupakan inti proses pembangunan Internet di Indonesia. Internet adalah media untuk mentransfer informasi & pengetahuan, konsekuensinya mereka yang terdidik / berpendidikan yang akan dapat memanfaatkan Internet secara maksimal.
Awal jaringan paket radio di Bandung tahun 1993-1995, telah mulai menyambungkan sekolah-sekolah seperti STM Pembangunan di Cimahi, UNPAD, UNPAR dll menggunakan walkie talkie ke gateway di ITB.
Di tahun 1997 – 2000an, Jaringan Pendidikan AI3 Indonesia barangkali merupakan jaringan Internet pendidikan skala besar yang sifatnya relatif swadaya masyarakat yang pertama beroperasi di Indonesia. Backbone antar kota menggunakan leased line dari divisi network telkom maupun VSAT dari Elektrindo Nusantara.
Tahun 2000
Di bawah kepemimpinan DR. Gatot HP yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan di DIKNAS. Sekitar tahun 2000, rekan-rekan di SMK se Indonesia mulai mengembangkan Jaringan Informasi Sekolah tempat sharing pengetahuan antar guru SMK. Terutama mengandalkan mailing list dikmenjur@yahoogroups.com.

Tahun 2004-an, SMK mulai mengembangkan WAN KOTA yang konsepnya adalah membuat ISP kecil di sebuah kota untuk sekolah-sekolah di kota tersebut agar dapat mengakses Internet secara bersama-sama dengan biaya murah. Implementasi WAN KOTA dilakukan di sekitar 30-an kota di Indonesia. Mereka yang berhasil adalah yang mempunyai SDM yang baik dengan di barengi motivasi dan semangat juang untuk membangun jaringan di kota-nya. Salah satu yang berhasil baik adalah WAN DKI di SMK Jayawisata yang di pimpin oleh Bona Simanjuntak.

Tahun 2005, ICT Center di kembangkan lebih lanjut di SMK-SMK yang baik untuk menjadi pusat pelatihan IT bagi kalangan pendidikan maupun masyarakat umum di sebuah kota. Lagi lagi SMK Jayawisata di Kali Malang Jakarta Timur di bawah pimpinan Bona Simanjuntak menjadi salah satu ICT Center terbaik di Indonesia.
Di luar jawa, yang paling aktif mungkin rekan-rekan di Sulawesi berpusat di LPMP Makassar di motori oleh Khalid Mustafa.

Internet Goes To School in 2004
Telkom menyadari pentingnya literasi Internet dan komputer di kalangan anak muda Indonesia yang menentukan masa depan Indonesia dan tentunya pasar Internet Indonesia. Tahun 2004, Telkom mulai mencanangkan program Internet Goes to School (IG2S) yang di pertengahan 2004 di mulai dengan program workshop / pelatihan Internet gratis di berbagai kota di seluruh Indonesia oleh DIVRE-DIVRE Telkom yang membuat ratusan ribu pelajar, guru bahkan mahasiswa Indonesia menjadi tahu Internet.

Kemudian hari di tahun 2005, beberapa DIVRE Telkom juga melakukan manouver untuk memberikan pinjaman lunak ke sekolah-sekolah yang ingin membangun laboratorium Komputer di sekolah.

B.        Pelaku Sejarah Internet Indonesia

Beberapa tokoh dan pelaku Sejarah Internet Indonesia dan kontribusinya adalah:
    Adi Nugroho, Founder Muslim Hackers dan moderator mailing list Yogyafree salah satu komunitas Hacker Indonesia yang cukup aktif.
    Anton Raharja, orang di balik operasional-nya VoIP Rakyat[1] dan SourceForge Indonesia [2]. Salah satu programmer open source yang handal dan banyak berkontribusi di SourceForge[3].
    Arman Yusuf, seorang aktifis Amatir Radio dengan callsign YB0KLI menjadi kontroversial karena membangun dan memperkenalkan eQSO di Amatir Radio Indonesia yang merelay percakapan di radio melalui berbagai gateway di Internet.
    Bambang Dwi Anggono, PDE Pemkab Kebumen, berhasil membawa inisiatif berbasis komunitas e-kebumen menjadi finalis stockholmchallenge award 2006 dan menjadi inspirasi di berbagai inisiatif e-government berbagai pemkab.
    Barata W. Wardhana, mantan ketua INDOWLI. Banyak melakukan negosiasi dengan POSTEL untuk masalah frekuensi Internet.
    Basuki Suhardiman, orang nomor satu di operasional Internet ITB & jaringan perguruan tinggi Indonesia. Orang dibalik operasinalnya IT KPU pada saat PEMILU 2004 & mengkoordinir 17000 relawan IT data entry PEMILU 2004.
    Bona Simanjuntak, Mantan guru SMK. Mantan pemimpin di Jaringan Informasi Sekolah (JIS), ICT Center, WAN DKI.
    Budi Raharjo, dosen ITB. Pendiri ID-CERT. Pernah menjadi Country Code Top Level Domain ccTLD .id antara 1998 – 2005, sebelum diberikan kepada Dep KOMINFO di tahun 2005-2006.
    Budi Putra, Blogger Profesional. Mendedikasikan diri-nya sebagai Blogger dan memberikan warna & arah sebagai profesional Blogger bahkan Video Blogging yang jarang ada di Indonesia. Pendiri http://www.i-teve.com yang barangkali merupakan TV komunitas Indonesia pertama di Internet.
    Dani Firmansyah, juga dikenal sebagai //xnuxer//, tokoh dunia hacker Indonesia. Pernah membobol Web KPU pada Pemilu 2004 & dipenjara selama beberapa bulan. Aktif menyebarkan ilmu & roadshow untuk memintarkan orang Indonesia khususnya bidang network security.
    Deddi, Aktif mensosialisasikan Sistem Operasi Open Source PINUX. Tahun 2005, WARNET tempat beliau bekerja Pointer di Semarang dibangkrutkan oleh Aparat.
    Donny B.U., Berawal sebagai wartawan IT detik.com. Aktifis komunitas IT, memimpin pergerakan turun gunung ke sekolah/pesantren, membidani groups.or.id, mendorong Sekolah Anak Jalanan dan gerakan Internet Sehat.
    Enda Nasution, tokoh authoritif Blogger Indonesia.
    Frans Thamura, Java evangelist Indonesia.
    Gatot Hari Priowirjanto, dosen ITB, mantan direktur Pendidikan Menengah Kejuruan di DIKNAS. Tokoh dibalik terkaitnya 4000 SMK Indonesia ke Internet, WAN Kota, dan ICT Center di tahun 2000-2005.
    Gunadi, di kenal sebagai Pak Gun atau e-goen, tokoh inspirasional dibalik Wajanbolic e-goen & pancibolic e-goen untuk akses Internet wireless yang murah.
    Heru Nugroho, pernah menjadi Sekjen APJII. Merupakan motor di belakang Yayasan Sekolah 2000[4] dan Yayasan Air Putih[5].
    I Made Wiryana, dosen Gunadharma. Pendorong Linux di Indonesia.
    Jim Geovedi, salah satu aktivis hacking Indonesia dan dunia. Bersama Michael Sunggiardi, pernah melakukan roadshow keliling Indonesia untuk memberikan materi keamanan teknologi informasi. Kontributor dan pendorong penggunaan sistem operasi FreeBSD dan OpenBSD. Pengelola mailinglist id-freebsd[6] dan id-openbsd[7] di YahooGroups[8].
    Ismail Fahmi, developer Ganesha Digital Library, pemimpin awal & pendorong Indonesia Digital Library Network.
    Johar Alam, orang dibalik operasionalnya IIX dan kemudian Open IX.
    Judith MS, pernah menjadi salah satu presidium Asosiasi WARNET Indonesia (AWARI) s/d 2007. Sangat aktif memperjuangkan kepentingan WARNET & masyarakat IT kepada pemerintah.
    Khalid Mustafa, guru SMK. Aktifis Jaringan Informasi Sekolah (JIS) & penggerak jaringan sekolah khususnya di Indonesia timur.
    Lendy Widayana almarhum, seorang tokoh di balik tersambungnya Malang & Jawa Timur ke Internet. Salah seorang pendorong di balik terbentuknya SDM Militan di Yayasan AirPutih dan INDOWLI.
    Merry Magdalena, Jurnalis, Pendiri Mailing List technomedia@yahoogroups.com, Pendiri situs NetSains.
    Michael Sunggiardi, direktur BONET. Penggagas dan implementor RT/RW-net di Bogor. Sangat aktif mengadakan roadshow untuk memperkenalkan penggunaan IT pada masyarakat.
    Nurul Hidayat, Ketua Program Teknik Informatika UNSOED. Pionir JIS dan Aktifis JII (Jaringan Informasi Islam).
    Onno W. Purbo, mantan dosen ITB. Pembangun gateway Internet ITB & Jaringan AI3 Indonesia. Aktif menulis buku & memberikan ilmu IT pada masyarakat Indonesia.
    PY Adi Prasaja, orang yang banyak berkontribusi waktu dan pengetahuannya dalam mengoperasikan server groups.or.id.
    Rahmat M. Samik-Ibrahim, Direktur VauLSMorg. Pernah mengelola jaringan di Universitas Indonesia[9] antara 1990-1996; serta pernah mengelola Domain Tingkat Tertinggi (Top Level Domain) “ID” antara 1993-1998.
    Romi Satrio Wahono, penggerak ilmukomputer.com[10]. Membuka akses masyarakat pada Ilmu Komputer.
    Rusmanto, redaktur majalah InfoLinux. Aktif membagikan ilmu tentang open source dan Linux.
    Ruth Marja, Aktifis Kelompok Linux Cewek (Kluwek). Sejak mahasiswi sekitar tahun 2004-2009-an di President University merupakan aktifis Open Source & sejak itu banyak menggerakan aktifitas Linux di tanah air.
    M. Salahuddien, biasa dipanggil Didien, aktifis AWARI, salah satu pendiri INDOWLI, pernah menjadi salah satu koordinator Yayasan Air Putih. Terakhir menjadi wakil ketua ID-SIRTII.
    Sanjaya, mantan direktur P.T Indo Internet, ISP komersial pertama Indonesia. Salah satu pendiri APJII. Bekerja di APNIC di Australia.
    Susanto, juga dikenal sebagai //S’to//, tokoh dunia hacker Indonesia. Penulis buku hacking. Pembina dan moderator mailing list hacker & network security terbesar jasakom-perjuangan@yahoogroups.com.
    Srilokopolo, Staff Telkom Multimedia, orang yang membidani situs OpenSource.TelkomSpeedy.com termasuk SpeedyWiki.
    Valens Riyadi, direktur Mikrotik Indonesia, pendiri Fotografer.Net, aktifis APJII Jogjakarta, anggota dewan penasehat Airputih. (sumber: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/).

Selasa, 25 Desember 2012

Sejarah Perkembangan Islam Di Nusantara

Materi ini tentang Sejarah Perkembangan Islam Di Nusantara/Indonesia, ini merupakan materi pelajaran kelas IX. Semoga materi ini membantu kalian dalam proses belajar, makasih :)
Selamat membaca :)



Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara





Latar Belakang
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, keadaan dan corak kehidupan masyarakat Indonesia sangat dipengaruhi oleh tata susunan kasta-kasta yang menjadikan kehidupan masyarakat terbagi menjadi kelas-kelas masyarakat. Kehidupan manusia tidak dapat bebas di dalam masyarakat dan tidak ada hak yang sama dalam pergaulan sesama hidup manusia.
Kepercayaan yang berkembang di Indonesia pada masa sebelum datangnya Islam yaitu Animisme, Dinamisme, Hinduisme, dan Budhisme. Pada waktu agama Islam masuk di Indonesia, keadaan kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme masih sangat kuat. Banyak di antara kita tidak mengetahui pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia. Maka dari itu, saya akan membahas tentang Sejarah Islam di Indonesia.

A.          Teori Tentang Negeri Asal Islam di Indonesia
Negeri asal masuknya agama Islam ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat yang masih sekarang masih menimbulkan perdebatan. Terdapat tiga teori tentang negeri asal masuknya agama Islam di Indonesia, yaitu:

1.    Teori India
a.    Teori Pertama
Teori ini menyatakan bahwa Islam Indonesia berasal dari Gujarat dan Malabar. Pendapat ini dipelopori oleh Pijnapel, yang menelusuri Islam Indonesia kepada pengikut mazhab Syafi’i dari Gujurat dan Malabar. Apalagi kawasan ini sering disebut dalam sejarah purbakala Indonesia. Pendapat ini diikuti oleh ilmuan di belakangnya seperti W. F. Stutterheim, J. C. Van Leur, T. W. Arnold, Bernard H. M. Vlekke, Schrieke, dan Clifford Geertz.
b.    Teori Kedua
Teori yang menyatakan bahwa Islam Indonesia berasal dari India selatan, tepatnya dari Koromandel. Pendapat ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje. Dia memperlihatkan pengaruh India Selatan dalam bidang sastera, tasawuf populer dan legenda-legenda agama suku-suku bangsa muslim di kepulauan Indonesia. Pendapat ini diperkuat oleh G. E. Marrison yang menyatakan bahwa Islam datang dari pantai Koromandel. Alasannya, Cambay pada tahun 1393 sebagai kota Hindu dan Gujarat baru jatuh ke tangan Muslim pada tahun 1297. Ia juga menyebutkan bahwa orang-orang Muslim sudah mapan selama berabad-abad di India Selatan, tanpa mempunyai kekuasaan politik, sebelum ekspansi kesultanan Delhi pada awal abad ke-14. Di samping itu, ia menyatakan bahwa mazhab Syafi’i tidak ghalib di Gujarat. Seluruh Hikayat Raja-raja Pasai mempunyai latar belakang yang sangat diwarnai oleh India Selatan.
2.    Teori Benggali
Teori Benggali berpendapat bahwa Islam Indonesia berasal dari Benggali (Bangladesh sekarang). Pendapat ini dikembangkan oleh S. Fatimi. Dengan bersandar kepada pendapat Marcopolo dan Tome Pires. S. Fatimi menyimpulkan bahwa Islamnya kerajaan Samudera Pasai berasal dari Benggali. Hal itu dikuatkannya dengan sudah terjalinnya hubungan niaga antara Benggali dan Samudera Pasai sejak zaman purba. Di samping itu, Benggali ditaklukkan orang-orang Muslim dan diislamkan pada kira-kira tahun 1200, satu abad sebelum Gujarat dan India Selatan.
Dalam bukunya Tome Pires juga menggambarkan tentang Samudera Pasai. Di Samudera Pasai banyak bermukim saudagar Moor dan India, yang terpenting adalah orang-orang Benggala. Keterangan Pires inilah yang merupakan titik pangkal pendapat bahwa Islam di Indonesia diimpor dari Benggala.
3.    Teori Arab
Adapun teori yang menyatakan Islam Indonesia berasal dari Arab, pertama kali dilontarkan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859) kemudian diikuti oleh Niemann (1861), de Hollander (1981), dan Veth (1878). Crawfurd menyatakan, bahwa Islam Indonesia berasal dari Mesir, dengan alasan Mesir menganut Mazhab Syafi’i ; Hollander berpendapat dari Hadramut juga dengan alasan negeri itu menganut mazhab Syafi’i ; sedangkan Veth hanya menyebutkan bahwa Islam Indonesia dibawa oleh orang-orang Arab, tanpa menyebutkan tempat asal. Di Indonesia pendapat ini dipopulerkan oleh Hamka. Teori yang dikembangkan Hamka ini mendapatkan perhatian dan pembenaran dalam seminar-seminar yang membahas sejarah masuknya Islam di Indonesia, baik nasional maupun lokal.
Ilmuan lainnya adalah Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Dalam karangannya yang berjudul Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu dia menyatakan: “ Teori bahwa Islam itu datangnya dari India dan dibawa serta dan disebarkan oleh orang-orang India harus kita tolak dan singkirkan pengenaannya terhadap sejarah asal-usul Islam di sini ”. Dia berpendapat bahwa dalam teori India itu penekanan didasarkan atas ciri-ciri “luar”. Dia menganjurkan agar penelusuran asal-usul Islam di sini dilakukan melalui kenyataan-kenyataan “dalam”. Dan tulisan serta bahasa dan kesusasteraan yang benar-benar merupakan ciri yang sah untuk memutuskan perkara ini. Menurutnya, tidak satupun laporan, rujukan atau sebutan yang merujuk kepada penulis India atau kepada kitab yang berasal dari India dan digubah oleh orang India. Mubaligh-mubaligh lama Islam di daerah ini pun terdiri dari orang-orang Arab.
    
B.          Teori Tentang Masa Kedatangan Islam di Indonesia
1.    Teori Pertama
Teori pertama, menyatakan bahwa Islam sudah datang di Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-7/8 M. Di anatara ilmuan yang menganut teori ini adalah : J. C. Van Leur, T. W. Arnold, Hamka, Abdullah bin Nuh dan D. Shahab.
Di antara alasan yang dijadikan sandaran mereka adalah bahwa pada 674 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam. Bangsa Arab sudah aktif dalam lapangan perniagaan laut sejak abad-abad pertama Masehi. Mereka telah lama mengenal jalur perdagangan laut melalui Samudera Indonesia
2.    Teori Kedua
Teori kedua, menyatakan bahwa Islam datang di Indonesia pada abad ke-13. Di antara sejarawan yang menganut teori ini adalah C. Snouck Hurgronje. Pendapat ini kemudian diikuti oleh banyak sejarawan, seperti W. F. Stutterheim dan Bernard H. M. Vlekke. Pendapat ini di dasarkan pada batu nisan Sultan pertama dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni al-Malik al-Saleh yang wafat pada 1297. Alasan lainnya adalah keterangan Marcopolo yang menyatakan bahwa di Perlak pada tahun 1292, penduduknya telah memeluk agama Islam. Namun, dia menyatakan bahwa Perlak merupakan satu-satunya daerah Islam di Nusantara ketika itu.




C.         Kedatangan Islam dan Cara Penyebarannya
Kedatangan Islam dan cara penyebarannya di kalangan golongan bangsawan dan rakyat umumnya, ialah dengan cara damai, melalui perdagangan dan dakwah yang dilakukan para pedagang, mubaligh-mubaligh atau orang-orang alim.
Indonesia sekarang merupakan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Penyebaran Islam di Indonesia diakui dengan cara-cara damai. Saluran-saluran islamisasi dan cara pelaksanaannya tentu tidak sedikit. Saluran-saluran itu saling berkaitan, sehingga saluran yang satu memperkuat saluran yang lain. Misalnya saluran perdagangan diperkuat dengan saluran perkawinan, saluran-saluran tasawuf diperkuat dengan saluran pendidikan, dan seterusnya.
Saluran-saluran itu diantaranya adalah:
1.    Saluran Perdagangan
Saluran perdagangan sejalan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad ke-7 hingga abad ke-16. Pada saat itu pedagang-pedagang muslim turut serta ambil bagian dalam perdagangan dengan di kawasan Indonesia. Penggunaan perdagangan sebagai saluran islamisasi dimungkinkan karena dalam Islam tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang dan kewajiban dakwah. Proses Islamisasi melalui saluran perdagangan dipercepat oleh situasi dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang mengalami kekacauan dan perpecahan. Mula-mula mereka berdatangan di pusat-pusat perdagangan dan di antaranya kemudian ada yang tinggal, baik untuk sementara waktu maupun menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan, yang disebut Pekojan. Lingkungan mereka makin luas dan dengan cara demikian lambat laun timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim.

2.    Saluran Perkawinan
Melalui saluran perkawinan antara pedagang atau saudagar dengan wanita pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan Islamisasi. Perkawinan merupakan salah satu saluran Islamisasi yang lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara saudagar, ulama atau golongan lain, dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena status sosial-ekonomi, terutama politik raja-raja, adipati-adipati, dan bangsawan-bangsawan pada waktu itu turut mempercepat proses Islamisasi.
3.    Saluran Tasawuf
Tasawuf juga merupakan salah satu saluran penting dalam proses Islamisasi. Para guru terekat memegang peranan penting juga dalamorganisasi masyarakat kota-kota pelabuhan. Mereka adalah guru-guru pengembara yang mengajarkan teosofi yang telah bercampur, yang dikenal luas oleh bangsa Indonesia tetapi yang sudah menjadi keyakinannya. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Mereka siap untuk memelihara kelanjutan dengan masa lampau dan menggunakan istilah-istilah dan anasir-anasir budaya pra-Islam dalam hubungan Islam. Di antara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran mistik Indonesia-Hindu adalah Hamzah al-Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatrani di Aceh, Syekh Lemah Abang dan Sunan Panggung di Jawa.
4.    Saluran Pendidikan
Kecuali melalui Tasawuf, Islamisasi juga dilakukan melalui lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan Islam sudah berdiri sejak pertama kali Islam datang ke Indonesia. Di Aceh lembaga-lembaga pendidikan Islam itu mengambil bentuk yang beragam sehingga memunculkan beberapa nama, seperti meunasah, dayah dan rangkang. Di Sumatera Barat dikenal lembaga pendidikan Islam surau. Di Kalimantan dikenal lembaga pendidikan Islam langgar. Sementara di Jawa dikenal pondok dan pesantren. Belum lagi kalau dimasukkan ke dalam kriteria lembaga pendidikan Islam pengajian-pengajian al-Qur’an yang berlangsung di rumah-rumah alim ulama.
Di lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut dilangsung pembinaan calon guru-guru agama, kyai-kyai atau ulama-ulama. Setelah menamatkan pendidikan, mereka kembali ke kampung masing-masing atau ke desa-desanya, tempat mereka menjadi tokoh keagamaan.
5.    Saluran Kesenian
Saluran dan cara Islamisasi lain dapat pula melalui cabang-cabang kesenian seperti seni bangunan, seni pahat dan ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Dengan kesenian ini dimaksudkan bahwa jenis-jenis kesenian pra-Islam tetap dipertahankan, sehingga penduduk Indonesia tidak merasa asing masuk ke dalam lingkungan Islam. Di antara karya seni yang terkenal dijadikan alat Islamisasi adalah pertunjukan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi minta agar para penonton mengikutinya mengucapkan Kalimat Syahadat, yang berarti dengan demikian orang menjadi masuk Islam. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi sedikit demi sedikit nama tokoh-tokohnya diganti menjadi nama-nama pahlawan Islam.

D.          Sejarah Masuknya Islam dan Perkembangan Islam di Indonesia
1.    Sumatera
a.    Pantai Barat Pulau Sumatera
Sesuai dengan keputusan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” yang diadakan di Medan tahun 1963, maka tempat yang mula-mula masuknya Islam di Pulau Sumatera adalah “Pantai Barat Sumatera”. Dari sana berkembang ke daerah-daerah lainnya. Beberapa ahli yang berpendapat tentang masuknya Islam di Sumatera pada abad Ke-7 M itu yaitu: Sayed Alwi bin Tahih al Haddad Mufsi, H. M. Zaenuddin, Zainal Arifin Abbas
b.    Samudera Pasai
Agama Islam berkembang di Indonesia mula-mula di Pasai Aceh Utara. Para pembawa agama Islam ini mula-mula berda’wah di kalangan rakyat biasa lewat perdagangan. Dengan kesopanan dan keramahan orang Arab yang berda’wah itu, maka penduduk Pasai sangat terkesan dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Begitu pula Raja dan para pemimpin negeri masuk Islam.
Maka berdirilah Kerajaan Islam pertama kali di Pasai. Pada saat itu, tiba masanya perkembangan Islam khususnya di daerah Aceh dan Sumatera Utara untuk memperluas penyiaran Islam. Maka berkembanglah Islam dari Pasai ke Malaka, Tapanuli, Riau, Minangkabau, Kerinci dan ke daerah-daerah lainnya. Kerajaan Islam Pasai berdiri sekitar tahun 1297, yang kemudian dikenal dengan sebutan “Serambi Makkah”.
c.    Sumatera Barat
Setelah agama Islam berkembang di Pasai, tidak lama sesudah itu tersebar pula ke daerah-daerah lain yaitu ke Pariaman Sumatera Barat. Islam datang ke Pariaman dari Pasai dengan melalui laut “Pantai Barat Pulau Sumatera”. Ulama yang terkenal membawa Islam ke Pariaman itu adalah Syekh Burhanuddin. Penyiaran agama Islam dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap, sebab adat di Sumatera Barat sangat kuat.
Sebagai bukti bahwa agama Islam diterima oleh masyarakat Sumatera Barat dengan kerelaan dan kesadaran adalah dengan populernya pepatah yang mengatakan : “Adat bersendi syara”, syara bersendi Kitabullah”. Jadi adat istiadat yang sangat dipegang teguh oleh masyarakat Sumatera Barat itu adalah “Adat yang bersendikan Islam” artinya Islam menjadi dasar adat.
d.   Sumatera Selatan
Sekitar tahun 1440 agama Islam masuk ke Sumatera Selatan. Mubaligh yang paling berjasa membawa Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel). Arya Damar yang terkenal dengan nama Aryadillah (Abdillah) adalah Bupati Majapahit di Palembang waktu itu, kemudian Raden Rahmat (Sunan Ampel) memberi saran kepada Abdillah agar bersedia menyebarkan agama Islam di Sumatera Selatan. Atas rahmat dan petunjuk Allah, saran Raden Rahmat tersebut dilaksanakan oleh Ardillah, sehingga agama Islam di Sumatera Selatan berkembang dengan baik.
2.    Jawa
Menurut berita Tionghoa pada tahun 1416 M di tanah Jawa sudah banyak orang Islam, tetapi orang asing. Hal ini dapat dikaitkan dengan wafatnya seorang mubaligh Islam yang mula-mula menyiarkan Islam di Jawa, yaitu Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419)
Sebelum Maulana Malik Ibrahim ke tanah Jawa, rupanya telah banyak pedagang-pedagang Islam yang berniaga sambil menyiarkan agama Islam. Hal ini dikuatkan dengan diketemukan makam dari seorang wanita Islam yang bernama Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H/1082 M dimakamkan di Gresik.
Dalam mengupas tersebarnya Islam di Jawa tidaklah lengkap rasanya bila tidak mengemukakan “Wali Songo” sebagai mubaligh-mubaligh ternama di tanah Jawa. Para wali itu sangat besar jasanya dalam penyiaran Islam di Jawa, walaupun banyak rintangan yang mereka hadapi, namun dengan ketekunan, kebijaksanaan dan perjuangan mereka, Islam bisa masuk ke pelosok-pelosok tanah Jawa.
3.    Kalimantan
a.    Kalimantan Selatan
Di pulau Kalimantan, agama Islam mula-mula masuk di Kalimantan Selatan. Nama kotanya adalah Banjarmasin. Pembawa agama Islam ke Kalimantan Selatan ini adalah para pedagang bangsa Arab dan para mubaligh dari pulau Jawa. Perkembangan agama Islam di Kalimantan Selatan itu sangat pesat dan mencapai puncaknya setelah kerajaan Majapahit runtuh tahun 1478.

b.    Kalimantan Barat
Daerah lainnya di Kalimantan yang dimasuki agama Islam adalah kalimantan Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat itu mula-mula di daerah Muara Sambas dan Sukadana. Dari dua daerah inilah baru kemudian tersebar ke seluruh Kalimantan Barat. Pembawa agama Islam ke daerah Kalimantan Barat adalah para pedagang dari Johor (Malaysia) dan Mubaligh dari Palembang (Sumatera Selatan).
Sultan Islam yang pertama (tahun 1591) di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana yaitu Panembahan Giri Kusuma. Sedang Sultan Sukadana yang kedua Sultan Muhammad Safiuddin (1677).
4.    Sulawesi
Islam masuk ke Sulawesi pada awal abad XVI M dimulai dari Sulawesi Selatan. Hal ini dikaitkan bahwa pada tahun 1540 M di Sulawesi Selatan telah dijumpai pemeluk-pemeluk Islam, terutama suku Bugis dan Makasar. Kerajaan di Sulawesi Selatan yang mula-mula menerima Islam sebagai agama resmi kerajaan ialah Kerajaan Goa dan Tallo. Raja Tallo yang merangkap pekerjaan sebagai Mangkubumi kerajaan Goa, dan menerima Islam sebagai agamanya adalah Malingkrang Daeng Manyari. Sesudah memeluk agama Islam, beliau bergelar Sultan Abdullah Awwalalul Islam. Selanjutnya Raja Goa ke XIV Baginda I Manggerengi Daeng Manrabia juga memeluk Islam, lalu berganti nama menjadi Sultan Alaudin. Dengan masuk Islamnya raja-raja Tallo dan Goa, maka rakyat segera mengikutinya. Dan dalam waktu dua tahun seluruh rakyat Goa dan Tallo di-Islamkan. Adapun mubaligh yang berjasa dalam meng-Islamkan raja dan rakyat Goa dan Tallo adalah Abdul Qadir Khatib Tunggal, berasal dari Minangkabau dan diperkirakan pernah menjadi murid Sunan Giri.

5.    Nusa Tenggara
Pada tahun 1540 agama Islam masuk pula ke Nusatenggara. Masuknya agama Islam ke Nusatenggara dibawa oleh para mubaligh dari Bugis (Sulawesi Selatan) dan mubaligh dari pulau Jawa.
Agama Islam berkembang di Nusatenggara mula-mula di daerah Lombok yang penduduknya disebut suku Sasak. Agama masuk Lombok dengan damai atas jasa dari mubaligh-mubaligh  orang Bugis yang masyhur pandai berlayar dan berdagang itu. Secara berangsur-angsur akhirnya penduduk Lombok mayoritas beragama Islam. Dari daerah Lombok, secara pelan-pelan selanjutnya tersebar pula ke daerah-daerah Sumbawa dan Flores
Yang berjasa besar untuk meng-Islamkan penduduk Nusa tenggara itu ialah pedagang-pedagang Bugis dari Sulawesi Selatan, dan ada pula pedagang dan mubaligh dari Jawa. Peng-Islaman di Nusatenggara dengan lancar dan dapat mencapai prosentasi yang tinggi ialah di Lombok dan Sumbawa.
Lebih dari itu Sumbawa berhasil mendirikan kerajaan Islam yang berpusat di Bima. Pengembangan agama Islam di Bima sejak awal abad ke-16, penyiarannya datang dari dua arah yaitu dari Jawa dan dari Sulawesi Selatan.
Yang berhasil meng-Islamkan penduduk Flores ialah : kaum muslimin Bugis dengan jalan mempelajari Bahasa Flores dengan menyesuaikan adat istiadat di sana. Dengan demikian penduduk Flores banyak yang masuk Islam sekalipun mereka sudah beragama Katholik.

E.          Kerajaan Islam yang Berkembang di Indonesia
1.    Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali di Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13. Raja pertama yaitu Sultan Malik Al Saleh yang memerintah tahun 1297. Banyak pdagang muslim Arab dan Gujarat yang tinggal di Samudera Pasai sehingga Samudera Pasai berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1345 mengalami kemunduran pada masa sepeninggal Sultan Ahmad. Hal ini disebabkan oleh terdesaknya perdagangan Samudera Pasai oleh Malaka.
2.    Kerajaan Aceh
Kerajaan  Aceh berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli, Nias, Bintang, Johar, Pahang, Perah, dan Kedah. Dalam upayanya memperluas wilayah ternyata diikuti dengan upaya penyebaran agama Islam sehingga daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam. Corak pemerintahan Kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang di dasarkan pemerintahan sipil dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam. Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran.

3.    Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil melepaskan diri dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan pesat.. Kerajaan Demak dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dbangun.


4.    Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan Hadiwijaya. Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti Sultan Hadiwijaya adalah putranya bernama pangeran Benowo. Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Arya Pangiri ( Putra Sultan Prawoto ). Akan tetapi pemberontakan tersebut dapat ditumpas oleh Sutawijaya ( Putra Ki Ageng Pemanahan ). Pangeran Benowo selanjutnya menyerahkan pemerintahan Pajang kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pemerintahan Pajang ke Mataram.
5.    Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang pertama Sutawijaya (1586-1601). Pengganti Sutawijaya yaitu Mas Jolang (1601-1613). Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Sepeninggal Mas Jolang, kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.

6.    Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahillah setelah menyerahkan Banten kepada puteranya. Pada masa pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati) perkembangan agama Islam di Cirebon mengalami kemajuan pesat. Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah penembahan Ratu, tetapi kerajaan Cirebon mengalami kemunduran. Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon pecah menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

7.    Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar yang berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu kerajaan Goa dan Tallo (Gowa Tallo). Raja Gowa Daeng Meurabia menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng Matoaya menjadi patih bergelar Sultan Abdullah. Kerajaan Gowa Tallo (Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan.
8.    Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14. Pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah dan kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesarannya, Sultan Baabullah mendapat sebutan “Yng dipertuan” di 72 Pulau.
9.    Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore berdiri abad ke-13 hampir bersamaan dengan kerajaan Ternate. Pada awalnya Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan kekuasaan perdagangan di Maluku. Lebih-lebih dengan datangnya Portugis dan Spanyol di Maluku. Akan tetapi kedua kerajaan tersebut akhirnya bersatu melawan kekuasaan Portugis di Maluku. Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam.